Ziarah Masyayikh Ramadhan 1444 H
Bukan hanya di bulan Syakban, sebetulnya, kaum Muslimin di Indonesia kerap mengunjungi pekuburan orang-orang yang mereka kasihi (orang tua, guru, keluarga, dan sebagainya). Akan tetapi di bulan yang juga kerap disebut Bulan Ruwah ini kegiatan ziarah berlaku lebih massif. Itulah juga barangkali sebab dan atau kaitan kenapa banyak orang di bulan ini juga menembahkan kegiatan yang lalu dikenal dengan istilah Sedekah Arwah (sedekah di bulan ruwah).
Wa bil khusus di Kota Palembang, tradisi ziarah di bulan Syakban jadi makin meriah dengan ditabalkannya Ziaroh Kubro: tradisi ziarah ke maqbarah Auliya dan Ulama yang dihadiri puluhan ribu orang, dari dalam maupun luar negeri. Kegiatan ini sampai bahkan tak selesai dalam hanya satu hari.
Tepat di momen-momen semacam itu, semasa hidupnya, almaghfurlah Kiai Ahmad Nawawi Dencik merumuskan tradisi yang serupa. Kali ini ziarah ke maqbarah para guru Masyayikh Ahlul Quran dan Al-Lathifiyyah: tokoh-tokoh yang memiliki ikatan sanad ilmiah kepada beliau. Di sini, selain berziarah, Kiai Nawawi kerap berkisah secara singkat mengenai riwayat hidup dan atau urutan silsilah yang menyambungkan mata rantai keilmuan murid beliau dan sosok yang diziarahi, sebelum kemudian berdoa bersama.
Tradisi Ziarah Masyayikh itu kini dilanjutkan oleh zuriat, murid dan santri, jamaah dan para muhibbin beliau, dan akan digelar pada hari senin tanggal 20 maret 2023.
Diaturi.
Posting Komentar untuk "Ziarah Masyayikh Ramadhan 1444 H"